Bumi merupakan planet ketiga dari
matahari yang terdiri atas berbagai macam benua yang mana dapat kita bagi lagi
menjadi berbagai macam negara. Negara-negara ini memiliki hak untuk memberikan
pendidikan yang layak bagi generasi mudanya. Mengingat banyaknya negara, metode
pendidikan yang diterapkan pun ada berbagai macam pula.
Dari sekian banyak negara tersebut,
kami akan membahas salah satu negara di benua Afrika Selatan yaitu Zimbabwe.
Zimbabwe terkenal akan tingginya inflasi, dimana jika anda melihat setumpuk
uang dalam keranjang, maka keranjangnya memiliki nilai lebih tinggi dari tumpukan
uang.
Menurut Wikipedia, sistem pendidikan
di Zimbabwe terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan nasional dan pendidikan
swasta. Dana yang digunakan untuk pendidikan pada tahun 2013 mencapai $750 Juta.
Sangat jauh jika dibandingkan dengan Indonesia yang mana menurut Wikipedia
mencapai $27 Milyar pada tahun 2014.
Dengan kondisi ekonomi yang bisa
dibilang buruk, bagaimanakah mereka menjalankan sistem pendidikannya? Mari kita
bahas lebih lanjut.
Berdasarkan
laporan berjudul Universal Periodic Review (UPR) of the Republic of Zimbabwe
halaman 1, Undang-undang Pendidikan Zimbabwe menyatakan bahwa tiap-tiap anak
memiliki hak untuk belajar dan memperoleh pendidikan namun tidaklah bebas biaya
karena mereka harus membayar biaya pendidikan dan biaya pembangunan juga.
Kualitas pendidikannya sendiri dapat
dibilang buruk pula, mengingat menurut Wikipedia bagian Access to quality
education, Zimbabwe menerapkan dua sesi dalam pembelajaran, yaitu sesi pagi
dimana setengah murid belajar, dan sesi siang dimana setengah sisanya belajar.
Sesi seperti ini, dibilang buruk karena murid tidak mendapat cukup perhatian
dan waktu untuk belajar.
Tingkatan pendidikan Zimbabwe
menurut Wikipedia terdiri atas 4 tahap, yaitu:
1. Tahap
Awal Pendidikan
Pendidikan awal di zimbabwe ditujukan untuk anak
usia tiga sampai lima tahun dan diatur berdasarkan sistem Early Childhood
Development (ECD) dibawah Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Pendidikan
Dasar
Pendidikan Dasar di Zimbabwe berlangsung selama 7
tahun yang dibagi menjadi 7 kelas, mulai dari kelas 1-7. Di daerah perkotaan,
para guru mengajar dengan menggunakan bahasa inggris. Sedangkan di pedesaan,
para guru mengajar dengan bahasa daerah mereka, biasanya Shona atau Ndebele. Di
kelas 3, barulah transisi ke bahasa inggris dilakukan. Materi yang diajarkan
biasanya adalah Bahasa, Kesenian, dan beberapa materi Matematika. Diakhir kelas
7, diadakan Ujian Nasional mata pelajaran Matematika, Inggris, Shona dan
Ndebele , dan pelajaran umum yang terdiri atas Ilmu Sosial, Ilmu Lingkungan,
dan Pendidikan Agama.
3. Pendidikan
Menengah
Di pendidikan menengah, pendidikan tidak lagi
dibiayai oleh pemerintah. Para pelajar bisa memilih lanjut ke Sekolah Swasta
Asrama, Sekolah Nasional Asrama, atau Sekolah Biasa, Seluruhnya dipungut biaya.
Pendidikan menengah Zimbabwe mengadaptasi dari sistem pendidikan British, yang
mana terdiri atas dua siklus, yang pertama Sertifikat Umum, atau tingkat biasa,
yang berlangsung selama 4 tahun, dan siklus Sertifikat Umum Lanjutan atau
tingkat lanjut, yang berlangsung selama 2 tahun. Materi yang diajarkan selama
Pendidikan Menengah adalah Matematika, Inggris, IPA, Shona atau Ndebele,
Geografi, dan Sejarah. Ujian berlangsung di tahun keempat, atau di kelas 11 dan
mengharuskan pelajar lulus setidaknya di 5 mata pelajaran termasuk IPA,
Inggris, Matematika, Sejarah. Penilaian berupa huruf yang mana menentukan
apakah pelajar bisa lanjut ke sekolah A-Level. Pelajar bisa lanjut ke sekolah
menengah A-Level atau mengambil pelatihan guru, teknik, agrikultural,
politeknik, dan kuliah perawat. Sertifikat A-Level diperlukan untuk masuk
Universitas di Zimbabwe.
4. Pendidikan
Tersier
Pendidikan
tersier dioperasikan oleh Kementrian Pendidikan Tinggi dan Tersier, yang mana
termasuk didalamnya Universitas, kuliah pelatihan guru, teknik, agrikultural,
politeknik, dan pendidikan vokasi lainnya.
Untuk kurikulumnya sendiri, menurut
UPR Zimbabwe halaman 2, Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah masih kurang relevan dengan kebutuhan pelajar. Hal ini
terbukti dengan lulusan Pendidikan Menengah masih perlu kursus tambahan untuk
bisa bertahan di dunia kerja. Banyak pelajar Drop-out dan O-Level pengangguran
karena ilmu yang mereka dapatkan tidak memberikan mereka kemampuan untuk bisa
bertahan di dunia kerja.
Berdasarkan penjelasan di atas, kami menyimpulkan bahwa pendidikan di Zimbabwe masih cukup buruk dan perlu banyak perbaikan. Sekian
artikel ini kami tulis, apabila ada kurang dan kesalahan kami mohon maaf
sebesar-besarnya.